3.3.a.10. Aksi Nyata Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

PROGRAM PENINGKATAN KREATIFITAS, KEMANDIRIAN DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MELALUI PEMBERDAYAAN KOPERASI SISWA

SMA NEGERI 1 BAMBANGLIPURO

Oleh:

Wardayadi, S.Pd. M.M

A. PERISTIWA (FACT)

Pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam mendidik anak, guru hanyalah sebagi penuntun sesuai kodrat anak dalam menggapai keselamatan dan kebahagiaan. Jadi dalam mendidik guru harus mampu merancang danan melaksanakan program yang berdampak pada murid. Program yang saya rancang yaitu meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan jiwa kewirausahaan melalui pemberdayaan koperasi siswa. Program ini dipilih karena kondisi murid sesuai hasil observasi menunjukan banyak yang kurang kreatif, kurang mandiri. Kondisi tersebut belum pernah ditindaklanjuti penyelesaiaanya dalam bentuk program sekolahan. Selain itu koperasi siswa yang seharusnya sangat potensial untuk wadah belajar kreatifitas, kemandirian dan berwirausaha kondisinya tidak berjalan bahkan bisa dibilang sudah macet. Dengan latar belakang tersebut maka diperlukan suatu program yang mampu meningkatan kreatifitas, kemadirian dan jiwa kewirausahaan melalui pemberdayaan koperasi siswa. Pragram ini secara bersamaan mampu memberdayaakan koperasi siswa yang semula sudah macet dan sekaligus meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan jiwa wirausaha murid.

Program ini dirancang dan dilaksanakan dengaan melibatkan murid. Keterlibatan murid diantaranya 1) murid diajak dialog dalam menentukan program pengembangan koperasi siswa, 2) murid diberikan kesempatan membuat proposal usaha untuk pengembangan koperasi sekolah, 3) murid melakukan praktik pengelolaan usaha koperasi siswa untuk meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan jiwa wirausaha. Keterlibatan murid dalam program ini harapannya dapat berjalan lancar dan berdampak positif pada murid. Program ini bertujuan meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan jiwa kewirausahaan murid untuk menghadapi tantangan zaman. Program ini berbasis aset yang dimiliki SMA N 1 Bambanglipuro, utamanya aset-aset yang ada dan siap diberdayakan. Kapasitas Aset yang mendukung program ini diantaranya: 1) modal manusia berupa murid, guru, kepala sekolah, wali kelas dan pengurus kopsis. 2) modal sosial berupa OSIS, Kopsis. 3) modal fisik berupa bangunan sekolah dan bangunan kopsis. 4) modal lingkungan berupa lingkungan sekitas sekolah yang banyak usaha makanan olahan yang bisa dijadikan tempat studi tiru bagi siswa dalam membuat proposal usaha koperasi siswa. 5) modal finansial berupa modal koperasi siswa itu sendiri dan iuran siswa dalam mewujudkan praktik usaha di kopsis.

Langkah-langkah program aksi nyata ini sebagai berikut:

  1. Observasi terhadap kondisi murid dan keadaan Kopsis terkini
  2. Menyusun rencana program dan berkonsultasi dengan kepala sekolah
  3. Pembentukan pengurus koperasi, tim pelaksana, dan tim monitoring
  4. Identifikasi kapasitas aset yang dimiliki
  5. Launcing kegiatan usaha koperasi siswa
  6. Sosialisasi program pemberdayaan koperasi siswa
  7. Pembuatan proposal usaha di koperasi siswa
  8. Praktik usaha sesuai proposal yang diajukan
  9. Pembuatan laporan praktik usaha
  10. Monitoring dan evaluasi program
  11. Refleksi program

Langkah ini membutuhkan waktu minimal 4 minggu sesuai yang ditargetkan dalam LMS dengan sararan murid kelas X baik jurusan MIPA dan IPS. Adapun dukungan yang dimiliki pada pelaksanaan program ini antara lain dari kepala sekolah, teman sejawat, murid, pengurus koperasi siswa, OSIS dan MPK.

Pelaksanaan program peningkatan kreatifitas, kemandirian dan jiwa kewirausahaan melalui pemberdayaan koperasi siswa secara umum berjalan dengan lancar sesuai tahapan/langkah diatas. Observasi terhadap kondisi murid dan kondisi koperasi sekolah dilaksanakan pada Senin 21 Maret 2022 dengan mengamati keadaan koperasi dan mengamati tingkat kemandirian dan kreatifitas murid kelas X. Hasil pengamatan diketahui kondisi koperasi siswa mengalami kemacetan dan tingkat kemandirian dan kreatifitas murid rendah. Berdasar hasil observasi tersebut, selanjutnya pada hari itu juga melaksanakan tahapan mulai menyusun detail program dan berkonsultasi dengan kepala sekolah serta meminta masukan dari murid. Pada Senin 28 Maret 2022 dibentuk pengurus koperasi siswa, tim pelaksana program dan tim monitoring program. Pembentukan kepengurusan dan tim tersebut dilaksanakan dengan musyarawah mufakat yang dihadiri oleh anggota OSIS, MPK, perwakilan guru dan kepala sekolah. Tahap selanjutnya pengurus koperasi definitif pada Selasa 29 Maret 2022 mengidentifikasi aset-aset yang dimiliki koperasi siswa dan aset-aset sekolah yang dapat mendukung kelancaran kegiatan koperasi sekolah. Hasil identifikasi ini diketahui koperasi siswa masih mempunyai perabot, modal berupa uang tunai yang dititipkan ke koperasi pegawai dan kapling tempat usaha di dekat kantin sekolah. Setelah aset tersebut disatukan dan modal usaha berupa uang tunai diminta sebagai modal awal untuk memulai usaha lagi, maka pada hari Senin, 4 April 2022 melakukan launcing usahanya. Usaha awal yang dilakukan koperasi siswa yaitu menjual produk-produk kebutuhan sekolah murid.

Gambar 1. Pembentukan Panitia Pelaksasana, Monev dan Pengurus Koperasi Siswa.

Gambar 2. Identifikasi Aset Sekolah yang Mendukung Koperasi Siswa.

Gambar 3. Revitalisasi dan Pemberdayaan Koperasi Siswa.

Kegiatan usaha koperasi sekolah perlu dikembangkan dan supaya berdampak pada murid. Untuk mewujudkannya perlu pemberdayaan koperasi sekolah sebagai wahana berlatih kemandirian, kreatifitas dan jiwa kewirausahaan murid. Program ini disosialisasikan kepada murid lewat wali kelas masing-masing pada hari Selasa 5 April 2022 melalui acara brifing. Sosialisasi program ini intinya setiap kelas dibagi 5 kelompok untuk membuat proposal usaha di koperasi sekolah. Pembuatan proposal usaha diberikan waktu selama tujuh hari dari tanggal 5 s/d 11 April 2022. Setelah semua proposal usaha terkumpul kemudian diadakan review proposal supaya proposal usaha menjadi lebih baik. Tahapan selanjutnya setiap kelompok secara bergiliran merealisasikan proposal usaha yang sudah dibuat dan direview oleh guru. Kegiatan usaha kelompok dilakukan di koperasi sekolah setiap hari 5 kelompok (1 kelas). Praktik usaha kelompok di koperasi sekolah membutuhkan waktu selama 5 hari. Setelah praktik usaha kelompok selesai dilanjutkan masing-masing kelompok membuat laporan praktik usaha. Laporan ini berisi proses pembuatan produk sampai penjualan produk di koperasi sekolah termasuk laporan keuangannya masuk kategori laba atau rugi. Tahapan pelaksanaan program ini dimonitoring oleh tim pada tahap praktik usaha kelompok dan di evaluasi di akhir program. Pada akhir program juga diadakan sebuah refleksi program yang dijadikan dasar untuk perbaikan atau perubahan pada program ke depannya.

Gambar 4. Sosialisasi Program Pemberdayaan Koperasi Siswa pada Guru.

Gambar 5. Sosialisasi Program Pemberdayaan Koperasi Siswa pada Murid.

Gambar 6. Pendampingan Pembuatan Proposal Usah di Koperasi Siswa.

Gambar 7. Aneka Produk Hasil Karya Murid di Koperasi Siswa.

Hasil dari aksi nyata pelaksanaan program ini diantaranaya:

  1. Terciptanya lingkungan sekolah yang dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
  2. Koperasi sekolah menjadi lebih berdaya guna dalam mendukung proses pembelajaran murid.
  3. Aktifitas koperasi sekolah menjadi tumbuh dan menghasilkan laba.
  4. Peningkatan kreatifitas, kemandirian murid.
  5. Tumbuhnya jiwa kewirausahaan murid.

Gambar 8. Pemberdayaan Koperasi Siswa sebagai Wahana Kegiatan Murid

B. PERASAAN (FEELING)

Aksi nyata program peningkatan kreatifitas, kemandirian dan jiwa kewirausahaan melalui pemberdayaan koperasi siswa terlaksana sudah sesuai dengan rencana yang dibuat. Aksi nyata ini memakan waktu kurang lebih satu bulan sesuai dengan lini masa yang sudah ditentukan. Secara garis besar pelaksanaan aksi nyata menimbulkan perasaan yang terbagi dua hal yaitu perasaan terkait dalam pembuatan rencana program dan perasaan terkait setelah pelaksanaan program selesai.

Perasaan saya pada saat membuat rencana program yang berdampak pada murid yaitu merasa tertantang untuk mewujudkan rencana program yang bagus supaya membawa dampak perubahan terhadap murid di sekolahan. Murid diharapkan dapat meningkat kreatifitas, kemandirian dan jiwa kewirausahaan sehingga akan terwujud profil pelajar pancasila. Selain itu guru juga berkontribusi dalam mewujudkan transformasi pendidikan yang dimulai dari perubahan-perubahan kecil dari kelas dan sekolah masing-masing. Perasaan setelah selesai melakukan aksi nyata program ini, saya merasa bahagia dan lega karena program berjalan lancar dan berdampak langsung terhadap peningkatan kreatifitas, kemandirian dan jiwa kewirausahaan murid. Selain itu program ini juga mampu mendorong munculnya kolaborasi antara murid, guru, kepala sekolah, dan karyawan. Dengan dasar capaian program tersebut kiranya program ini perlu dijalankan secara berkelanjutan dengan beberapa modifikasi.

C. PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang didapat dari aksi nyata program ini antara lain: 1) Suatu program sekolah bila dirancang dengan memperhatikan keterlibatan murid (suara, pilihan dan kepemilikan) dan dikelola dengan berbasis aset sekolah maka dalam pelasanaannya dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. 2) Program ini mampu meningkatkan kreatifitas, kemandirian dan jiwa kewirausahaan sekaligus memberdayakan aset sekolah berupa koperasi siswa. Koperasi siswa yang sebelumnya mati suri bertahu-tahun menjadi melai berjalan dan tumbuh lagi. 3) Program ini juga berkontribusi menggerakkan transformasi pendidikan dan mewujudkan profil pelajar pancasila. Dengan tiga capaian tersebut memberikan semangat untuk membuat program-progran lain ke depannya yang berdampak pada murid.

Tentunya pelaksanaan program aksi nyata ini tidak semuanya berjalan mulus, namun tetap ditemukan juga hambatan yaitu waktu pelaksanaan program ini bertepatan dengan bulan puasa dan pelaksanaan TPHBS serta ujian sekolah. Hal tersebut menyebabkan kurangnya durasi waktu untuk pelaksanaan aksi nyata. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sedikit perubahan terkait jadwal pelaksanaan aksi nyata. Aksi nyata dilaksanakan memakai waktu-waktu yang tidak mengganggu kegiatan TPHBS dan ujian sekolah. Kondisi tersebut memberikan pembelajaran dalam pelaksanaan aksi nyata harus betul-betul mempertimbangkan juga agenda kegiatan lain di sekolah sehingga tidak terbentur jadwal kegiatannya.

D. PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Program aksi nyata yang saya lakukan tentunya tidak akan begitu saja berhenti setelah program CGP selesai. Program ini akan saya lakukan secara berkesinambungan dengan beberapa modifikasi perubahan. Modifikasi perbaikan ini berdasarkan hambatan yang muncul dipelaksanaan program sebelumnya. Perbaikan program ke depan yaitu perlu ditambah durasi waktunya dan mempertimbangkan program-program sekolah yang lain supaya bisa berkolaborasi. Selain itu ke depan saya juga akan membuat program lainnya yang positif dan tentunya berdampak pada murid yang cakupannya lebih luas lagi. Dengan program tersebut dapat bergerak, tergerak dan menggerakkan semua pemangku kepentingan yang ada di sekolah untuk transformasi pendidikan dalam rangka merdeka belajar dan mewujudkan profil pelajar pancasila.

Demikian sebuah refleksi dari aksi nyata sebagai calon guru penggerak yang saya buat. Tentunya masih banyak kekurangannya. Saran dan kritik tentunya masih kami harapkan dari pembaca semuanya. Salam guru penggerak, merdeka belajar. Salam dan bahagia.

Tinggalkan komentar